Senin, 26 September 2016

Fungsi Karya Seni Rupa

 Karya seni rupa memiliki fungsi dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadi berikut ini.

a. Karya seni rupa murni, yaitu karya seni rupa yang diciptakan untuk memenuhi kepuasan batin senimannya dan tidak memiliki tujuan praktis. Contohnya, lukisan, patung, hiasan dinding, dan elemen-elemen estetis pada sebuah interior.
b. Karya seni rupa terapan, yaitu karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia. Oleh karena itu, di dalam pembuatannya selalu memperhatikan azaz form follow function (bentuk mengikuti fungsi). Contohnya, meja, kursi, vas bunga, dan pakaian, sedangkan karya seni rupa yang digunakan untuk keperluan upacara adat biasanya memiliki makna tertentu berkaitan dengan kepercayaan masyarakat pendukungnya.

 Sebenarnya manusia menciptakan benda karena ia membutuhkan benda tersebut. Oleh karena itu, setiap benda yang diciptakan manusia selalu mempunyai fungsi. Setidaknya untuk si pembuatnya. Demikian pula benda-benda seni rupa tradisional di daerah juga mempunyai fungsi bentuk dan makna tersendiri.
 Di dalam penciptaan suatu benda masyarakat tradisional biasanya terdorong oleh pengalaman spiritualnya. Oleh karena itu, benda seni rupa tradisional tidak lepas dari makna-makna magis sesuai kepercayaan masyarakat tersebut.
 Berikut ini beberapa contoh karya seni rupa terapan daerah yang memiliki keragaman fungsi dan bentuk.


a. Perisai/Kelembit
    Perisai atau Kelembit termasuk benda seni rupa daerah Kalimantan dari suku Dayak. Benda ini mula-mula mempunyai fungsi sebagai alat penangkis dalam peperangan melawan musuh. Perisai terbuat dari kayu yang ringan, tetapi tidak mudah pecah. Pada awalnya bagian depan perisai dihiasi dengan ukiran, tetapi sekarang ini kebanyakan dihiasi dengan lukisan yang menggunakan warna hitam-putih atau merah-putih. Selain sebagai alat pelindung diri dari serangan musuh, perisai juga berfungsi sebagai alat penolong saat kebakaran atau untuk melindungi diri dari nyala api, untuk perlengkapan menari dalam tari perang, alat untuk melerai perkelahian, dan perlengkapan untuk upacara Belian.
    Adapun Motif yang digunakan untuk menghias perisai tersendiri dari 3 motif dasar, yaitu berikut ini.
a. Motif burung enggang (Kalung Tebengaang)
b. Motif naga/anjing (Kalung Aso')
c. Motif topeng (Kalung Udo')


b. Ulap Doyo
    Ulap doyo merupakan nama kain sebagai benda seni rupa daerah Dayak Benuaq, Ulap berarti kain, Doyo adalah nama sebuah jenis tumbuhan di Kalimantan. Jadi ulap doyo artinya kain yang terbuat dari pohon doyo. Kain dari serat daun doyo ini merupakan hasil kerajinan yang hanya dibuat oleh wanita-wanita suku Dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy.
   Tanaman doyo menyerupai tanaman pandan, tumbuh dengan subur di Tanjung Isuy. Serat daunnya kuat dan dapat dijadikan benang untuk ditenun. Tenunan doyo ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sandang seperti pakaian, dan koplah. Saat ini fungsi ulap doyo berkembang menjadi hiasan dinding.


c. Bening Aban
    Bening aban adalah alat untuk memanggul anak yang hanya terdapat pada masyarakat suku Dayak Kenyah. Alat ini terbuat dari kayu yang biasanya dihiasi dengan ukiran atau dilapisi dengan sulaman manik-manik dan serta uang logam.


d. Mandau
    Mandau merupakan senjata Tradisional khas suku Dayak yang menyerupai pedang. Mandau terbuat dari besi dengan gagang terbuat dari kayu atau tulang. Mandau termasuk benda magis. Oleh karena itu, sebelum pembuatan dimulai, terlebih dahulu dilakukan upacara adat sesuai dengan tradisi dari masing-masing suku Dayak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar