Minggu, 03 Februari 2019

Sejarah Ondel-Ondel

     Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Tampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.

     Dahulu Ondel- Ondel, dikenal dengan sebutan Barongan. Istilah barongan ini asal katanya adalah dari kalimat ajakan yang dalam bahasa betawi berbunyi “Ngarak bareng nyok..!!”. Dari kalimat ajakan inilah kemudian berkembang menjadi nama sebutan untuk boneka raksasa tersebut menjadi Barongan dan akhirnya menjadi Ondel- Ondel.

     Menurut cerita yang berkembang, dahulu banyak terdapat penyakit yang tidak diketahui oleh masyarakat betawi. Penyakit tersebut diyakini karena ulah dari roh jahat yang datang ke kampung. Karena masalah ini, masyarakat kemudian melaksanakan sebuah ritual yang melibatkan sebuah boneka raksasa bertampang menyeramkan yang sedang menghisap ganja. Dan setelah boneka itu di arak keliling kampung oleh masyarakat sekitar, penyaki itu pun kemudian hilang. Dari sinilah kemudian Ondel- Ondel digunakan sebagai boneka penolak bala dan wabah penyakit oleh masyarakat betawi. Karena masyarakat setempat menjadikan Ondel- Ondel sebagai personafikasi dari nenek moyang atau leluhur yang akan melindungi mereka.

     Tapi menurut catatan sejarah boneka raksasa semacam Ondel- Ondel tidak hanya ada di Batavia yang merupakan cikal bakal Jakarta. Seorang pedagang asal Ingris, W. Scott, mencatat dalam bukunya dan menuliskan bahwa boneka semacam Ondel- Ondel sudah ada sejak sebelum tahun 1600-an. Namun karena Scott tidak mengerti tentang bahasa Betawi pada saat itu, catatan yang dibuatnya hanyalah berdasarkan apa yang dilihatnya secara kasat mata dan gambar yang dibuatnya sendiri.

     Perbedaan bahasa ini juga pernah dialami oleh seorang asing asal Amerika, E.R. Schidmore, yang datang berkunjung ke Batavia. Pada saat kunjungannya, dia melihat sebuah pertunjukan tari- tarian jalanan yang melibatkan boneka raksasa. Namun karena perbedaan budaya, tradisi dan keterbatasan dalam penerjemahan bahasa, sehingga dalam bukunya yang berjudul “Batavia, The Garden Of The East”, tidak dituliskan jenis tarian apa yang dimaksudkan.

     Dalam hal pembuatan, membuat Ondel- Ondel pun harus melewati ritual sakral yang tidak bisa sembarangan. Sang pengrajin, sebelum memulai membuat Ondel- Ondel, haruslah mempersiapkan beberapa syarat dan sesajian seperti kemenyan, kembang 7 rupa dan lain- lain. Hal ini dipercaya mampu menolak roh jahat masuk ke dalam boneka.

     Seiring perkembangan zaman, Ondel- Ondel pun digunakan unuk menambah semarak pesta rakyat, hajatan penikahan dan khitanan, serta penyambutan tamu kehormatan dan acara peresmian lainnya. Dan Ketika masa kepemimipinan gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1966-1977), Ondel-Ondel dijadikan sebagai boneka seni khas Betawi. Ketika melakukan pertunjukan, dengan menggoyang-goyangkan badan dan kepala yang menoleh ke kiri dan ke kanan, Ondel-Ondel sering kali diiringi musik khas Betawi saeperti tanjidor, pencak Betawi, bende, ningnong, rebana, dan ketimpring.