Pemain teater harus memiliki kecerdasan dan ketangkasan. Kebiasaan mengolah rasa mampu menumbuhkan sikap kritis untuk seseorang menghadapi berbagai persoalan yang rumit. Latihan olah rasa dapat dilakukan dengan membaca, berimajinasi, dan memunculkan tenaga jiwa.
a. Membaca
Membaca dilakukan dengan cara memindai secara sistematis. Seorang pemain teater harus memiliki wawasan dan kepekaan terhadap persoalan zaman sehingga saat dipanggung pertunjukan ia akan berusaha menjadi tokoh sesuai dengan yang diperankan.
b. Imajinasi
Setelah melalui tahap membaca, secara otomatis imajinasi akan muncul dalam pikiran. Imajinasi seorang pemain harus dipahami dan dipelajari dalam semua karakteristik pancaindra. Peran pemain dalam setiap penampilan bersifat sugesti, yaitu bagaimana caranya agar penonton terbawa dan dengan mudah mengetahui maksud gerakan pemain. Sebagai contoh, bagaimana ia berimajinasi ketika melihat kejadian aneh yang menimpa orang lain, posisi mata pemain seolah-olah menjadi jembatan mata penonton. Begitu pula dengan indra telinga, penciuman, perasa, dan peraba harus pula dilatih secara teratur.
c. Tenaga Jiwa
Tenaga jiwa berfungsi memberikan roh peran tokoh yang diperankan pemain. Latihan-latihan dasar untuk menggalang tenaga jiwa merupakan ingatan-ingatan yang direncanakan dari hasil pengamatan terhadap perasaan bawah sadar dan naluri. Latihan ini memerlukan waktu yang lama.
Berdasarkan ketiga teknik olah dalam berperan diatas dapat dikatakan bahwa akting merupakan salah satu jenis keterampilan. Keterampilan ini bisa diperoleh melalui proses pelatihan. Kamu pun bisa menjadi pemain teater, syaratnya kamu harus bersungguh-sungguh dalam berlatih.
Makasi
BalasHapus